Failure is an Options!

Keep Strugle for what you want to achieve

The Future is in your hand,

Future bright only if you have a plan and action to making happen.

The Maturity and Wisely!

Success people always have positive vibe with maturity of thinking and wisely attitude in living

The time is limited

Never waste your time, Because time is precious like a life and money

Selasa, 31 Juli 2012

Cara Membuat Blogroll list untuk Referensi Link Website

Hi sobat blogger ? kali ini diriku mau berbagi dan mudah-mudahan bermanfaat !
tutorialnya sederhana ^^ hehe maklum belun sempet buat tutorial yang bagus, cz ini semua dadakan bagaimana!! oke to the point.. Bagaimana cara membuat blogroll yang bisa di scroll ke bwah dan ke atas?

caranya adalah sebagai brkt:

Coba ikuti langkah berikut ini:
  • Silahkan masuk ke dasbor akun blogspot Anda.
  • Klik menu Rancangan.
  • Klik Elemen Laman.
  • Klik Tambah Gadget.
  • Cari HTML/JavaScript, dan silahkan klik tanda "+".
  • Lalu masukkan kode di bawah ini.
  • Dan setelah selesai, silahkan klik Simpan.
  • Beres deh..

Minggu, 29 Juli 2012

Memasang Syntax Highlighter Untuk Blogspot

          SYNTAX HIGHLIGHTER, apakah sobat pernah mejumpai dan melihat syntax highlighter ketika berkunjung ke sebuah blog?  Apa itu syntax highlighter? mungkin untuk para blogger yang sudah berpengalaman istilah tersebut sudah tidak asing lagi, betul..betul..betul..! hee
      Syntax highlighter atau penyototan syntax adalah tampilan dari beberapa code editor teks yang menampilan teks, terutama untuk berbagai source code seperti Markup Languange(HTML), CSS, Script, dan code dari bahasa pemrogramman lainnya. Fitur ini memudahkan kita dalam menulis code pada sebuah situs atau blog dengan rapi dan terstruktur seperti bahasa pemrograman atau bahasa markup. Pada kesempatan ini diriku ingin berbagi tutorial tentang cara membuat syntax highlighter.

Berikut langkah cara menambahkan sytax highlighter pada BLOGSPOT :

1. Login ke Blog sobat bukan aku  di  http://www.blogger.com
2. Jika blog berbahasa Indo, maka  klik Menu Rancangan, lalu Pilih Edit HTML
3. Cari kode ]]></b:skin> dan letakkan kode di bawah ini sebelum kode ]]></b:skin>

4. Kemudian, Cari kode </head> dan letakkan kode di bawah ini sebelum kode
</head>

5. kemudian, Cari kode </body> dan letakkan kode di bawah ini sebelum kode
</body>

Ok, Selesai deh.. pemasangannya eitss..tapi ntar dulu masih ada 1 langkah lagi yang terakhir, jika kita ingin memposting suatu code dan menampilkan code highlighter pada blog.
Setiap mempublikasikan post yang terdapat kode-kode di dalamnya, sobat blogger harus memasukkan kode tersebut seperti contoh d bawah ini :

<textarea name="code" class="c#" cols="60" rows="10">
KODE YANG AKAN DITAMPILKAN DILETAKKAN DISINI
</textarea>

Horeh sobat sudah berhasil! silakan coba  tampilkan code seperti di bawah ini:
NB: yg ini hanya contoh!






SOAL UAS GENAP METODE NUMERIK 2011/2012

Syarat: 
#jawaban di nyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal (dengan menerapkan aturan pembulatan 4 angka di belakang koma, berdasarkan metode pembulatan gauss).

Ex: 3,27569 =>  3,2757  atau  3,27235 => 3,2724;


BAG 1
 1.   
1.      Diketahui:
e2  = 7.3891;   e3= 20.0855;  e4= 54.5982

Tentukan nilai e(2.89)  ­­­­­­dengan menggunakan metode:
a)      Interpolasi Kuadratik
b)      Interpolasi Polino Lagrange
c)      Hitunglah galat (nilai selisih error) yang terjadi berdasarkan hasil perhitungan tiap metode di atas (jawaban 1.a dan 1.b), bila dibandingkan dengan nilai sejati-nya!

2.      Selesaikan sistem persamaan linear berikut, dengan menggunakan metode matriks invers:
a.       5x+95y = 150
15x+275y = 350

b.      5x+4y+8z = 25
3x+6y+9z = 75
2x+y+15z = 125


BAG 2


1.      Selesaikan sistem persamaan linier berikut dengan metode iterative Gauss-Seidel. Lakukan iterasi hingga | Ɛ0 | <= 0.05%
11a           5b        3c        d          = 88
-a              13b      -7c       3d        = 78
3a             -7b       17c      -5d       = 68
-7a            3b        -5c       19d      = 38

2.      Diketahui data dalam tabel berikut merupakan nilai dari fungsi  f(x)= log5  x
Xi
10
15
2
25
Yi
1.4307
1.6826
1.8614
2.0000

Perkiraan nilai log5 (18.81) dengan menggunakan metode berikut, dan bandingkan dengan nilai sejatinya!
a)      Interpolasi Polinom Lagrange Orde1
b)      Interpolasi Orde2
c)      Interpolasi Polinom Lagrange Orde3
d)     Interpolasi Kubik

Ref: Metode Numerik



SOAL UAS GENAP MATRIKS DAN RUANG VEKTOR II

Hello sobat Blogger!

Dah lama saya tidak posting di blog ku ini!^^ 
          karena banyaknya kesibukan dan aktivitas lainnya yang tidak bisa ditinggalkan sehingga belun ada waktu luang untuk menyempatkan diri untuk posting sebuah artikel lagi, dan alhamdulilah akhirnya hari ini waktu senggang itu pun ada juga, dan diriku sudah lama sebenarnya ingin memposting ini untuk referensi belajar supaya ga lupa deh =p   dan mungkin juga sobat butuh atau ingin belajar lagi tentang matriks, jadi silakan bisa di coba soalnya buat latihan di rumah  =)  silakan di coba dan di pelajari, semoga bermanfaat!

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012

1.  1.    Misalkan R3  mempunyai  hasil kali dalam Euclidis. Gunakanlah proses  Gram-Schmidt  untuk mentransformasikan basis (u1,  u2, u3) dengan u1= (1,1,1), u2=(-1,1,0) dan u3=(1,2,1) ke dalam basis ortonormal?


2.     2. Carilah :
a)Persamaan karakteristik/Eigen
b)      Nilai-nilai karakteristik/Eigen
c)Basis-basis untuk ruang Eigen
                 
 Dari matriks A berikut ini!



                   




 3.      Apakah matriks B dapat di diagonalisasi?  

 
Bila dapat di diagonalisasi, carilah bentuk P-1­­BP nya!


4.      4. Misalkan T adalah perkalian oleh matriks





Carilah :
a)      Basis untuk kernel dari T
b)      Nulitas dan Rank dari T


[=Selamat Mencoba=]

Minggu, 01 Juli 2012

Beberapa Rahasia Dibalik Ibadah Shalat

Asalamualeikm..
semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita, amin...

“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut [29]: 45)

Ayat di atas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menggeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikap seorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak/ tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah Swt di dunia dan taqarrub dengan-Nya di akhirat. (Jabir Al-Jazairi, 2004: 298).

Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam sebagaimana bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis terhadap perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.

Shalat merupakan media komunikasi antara sang Khlalik dan seorang hamba. Media komunikasi ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat. Selain itu, shalat bisa menjadi media untuk mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri, positif maupun negatif. Maka, shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.

Keterkaitan Shalat dan Akhlak

Shalat sebagai tiang agama, penyangga bangunan megah lagi perkasa. Ia sebagai cahaya terang keyakinan, obat pelipur ragam penyakit di dalam dada dan pengendali segala problem yang membelenggu langkah-langkah kehidupan manusia. Oleh karenanya, shalat dapat mencegah perilaku keji dan munkar, menjauhkan hawa nafsu yang condong pada kejelekan untuk mencampakkannya sejauh mungkin (Asykuri, tt:137)

Ibadah Shalat yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam adalah bangunan megah indah yang memiliki sejuta ruang yang menampung semua inspirasi dan aspirasi serta ekspresi positif seseorang untuk berperilaku baik, karena perbuatan dan perkataan yang terkandung dalam shalat banyak mengandung hikmah, yang diantaranya menuntut kepada mushalli untuk meninggalkan perbuatan keji dan mungkar.

Sayangnya shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku’, sujud, dan salam. Sebuah kombinasi gerakan fisik yang terkait dengan tatanan fikih, tanpa ada kemuan yang mendalam atau keinginan untuk memahami hakikat yang terkandung di dalam simbol-simbol shalat. Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat.

Pertama, latihan kedisiplinan. Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu. Dengan senantiasa menjaga keteraturan ibadah dengan sunguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk berdisiplin terhadap waktu (Toto Tasmara, 2001: 81). Dari segi banyaknya aturan dalam shalat seperti syarat sahnya, tata cara pelaksanaannya maupun hal-hal yang dilarang ketika shalat, batasan-batasan ini juga melatih kedisiplinan manusia untuk taat pada peraturan, tidak “semau gue” ataupun menuruti keinginan pribadi semata.

Kedua, latihan kebersihan, sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensycikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudlu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci. Di sini, kebersihan yang dituntut bukanlah secara fisik semata, akan tetapi meliputi aspek non-fisik sehingga diharapkan orang yang terbiasa melakukan shalat akan bersih secara lahir maupun batin.

Ketiga, latihan konsentrasi. Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat. Pada saat itu, semua hubungan diputuskan dengan dunia luar sendiri. Semua hal dipandang tidak ada kecuali hanya dirinya dan Allah, yang sedang disembah. Pemusatan seperti ini, yang dikerjakan secara rutin sehari lima sekali, melatih kemampuan konsentrasi pada manusia. Konsentrasi, dalam bahasa Arab disebut dengan khusyu’, dituntut untuk dapat dilakukan oleh pelaku shalat. Kekhusyukan ini sering disamakan dengan proses meditasi. Meditasi yang sering dilakukan oleh manusia dipercaya dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dan mengurangi kecemasan.

Keempat, latihan sugesti kebaikan. Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan. Ditinjau dari teori hypnosis yang menjadi landasan dari salah satu teknik terapi kejiwaan, pengucapan kata-kata (bacaan shalat) merupakan suatu proses auto sugesti, yang membuat si pelaku selalu berusaha mewujudkan apa yang telah diucapkannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, latihan kebersamaan. Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.

Gambaran Kehidupan

Dalam gerakan shalat, kita bisa menemukan isyarat dari simbol-simbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Seorang pribadi muslim harus bergerak, harus dinamis, karena tidak selamanya hidup ini akan qiyam (berdiri diam), perlambang kejayaan (dewasa). Suatu saat kita kita harus ruku’ (umur setengah baya), kemudian bersujud (umur pun mulai uzur). Sebaliknya, ada shalat tanpa gerak, dia berdiri kemudian salam. Itulah shalat mayit. Ini seakan memberikan isyarat bahwa pribadi yang statis, tidak ada kreativitas gerak, sesungguhnya sedang berada dalam kematian. (al-Muthawi’, 2001: 87). “Static condition means death,” kata Muhammad Iqbal.

Membudayakan Shalat Aktual

Sesungguhnya, shalat yang kita dirikan itu pada hakikatnya merupakan samudera mutiara yang mencerdaskan ruhani. Shalat menunjukkan sikap batiniyah untuk mendapatkan kekuatan, kepercayaan diri, serta keberanian untuk tegak berdiri menapaki kehidupan dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah, dan memberikan pengaruh pada lingkungan. Bagi orang yang memahami makna sholat, sesungguhnya dia akan mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat, dia mempunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanat Allah.

Sholat bukan hanya sekedar ritual formal, melainkan ada muatan aktual, yaitu bukti nyata yang dirasakan. Alangkah naifnya seseorang yang shalat, tetapi bibirnya penuh ucapan kebohongan. Alangkah tak berharganya makna shalat apabila tidak memberikan imbas untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan menjauhi yang mungkar. Bila kita memberikan santunan kepada orang miskin, memperhatikan masa depan anak yatim dan derajat kaum lemah, sesungguhnya kita telah melengkapi sholat kita dari bentuk yang formal menjadi aktual, dari sikap perihatin menjadi perilaku. Inilah yang dimaksudkan dengan sholat kaffah, . Muatan moral yang dipresentasikan oleh shalat membekas di kalbu dan membentuk kecerdasan rohani yang sangat tajam yang kemudian melahirkan amal saleh, mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Allahu’alam

Refrence :
Fathurrahman Al Katitanji
Alrasikh 

Sebuah Makna Shalat

Katakan olehmu: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam “ (Q.S. 6 : 162)

“ Pembatasan antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat” (H.R. Muslim).

Al-Qur'an mengembalikan kesadaran manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam bahasa IBADAH SHALAT

Katakan olehmu: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam “ (Q.S. 6 : 162)

“ Pembatasan antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat” (H.R. Muslim).

Al-Qur'an mengembalikan kesadaran manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara shalat yang secara naluri mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya, dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah. Pada permulaan shalat, seorang muslim berdiri tegak lurus, sebagai manusia primordial : “ia menjadi imam bagi dirinya sendiri menghadap Tuhan tanpa perantara”.

Ruku adalah posisi kedua dalam shalat dan sekaligus merupakan simbol keberadaan manusia di alam semesta dan terapit oleh langit dan bumi walaupun bersifat dinamis. Langit dan bumi yang menutupi ruang lingkup manusia tetap dilandasi oleh ketertiban dan keselarasan (tanasub) yang lebih dari sekadar hasil perwujudan nyata kekuasaan Yang Esa, serta menunjukkan pola dasar yang selaras dan seimbang. Keabadian pola dasar posisi ruku di dalam shalat itu juga mencerminkan keberadaan universal yang lebih tinggi daripada segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam alam ilahi.

Sujud, yakni posisi ketiga dalam shalat ketika dahi orang yang mengerjakan shalat menyentuh bumi dalam kepatuhan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dengan demikian juga mensucikan bumi dan mengembalikan bumi itu ke kesucian yang murni sebagaimana bumi semula pada permulaan penciptaannya. Bersujud menyentuh bumi ini, diantara berbagai fungsinya, adalah untuk mengembalikan manusia dan alam ke kesucian primordial (al-fitrah), saat Yang Maha Esa menghadirkan diriNya secara langsung ke dalam hati manusia dan mengumandangkan sebuah simfoni abadi dalam keselarasan yang ada pada alam yang suci.

Dengan mewahyukan kewajiban shalat setiap hari kepada utusannya, Tuhan menjadikan alam tidak hanya sebagai tempat, sebagaimana arti sebenarnya bagi manusia primordial tanpa adanya bahaya kemusyrikan, melainkan juga mengijinkan penyucian bumi itu sendiri melalui sujud sang manusia sempurna.

Dengan menyentuhkan dahinya ke tanah Rasulullah Saw memberi makna khusus bagi lantai rumahnya, menjadikannya sebagai masjid pertama (Masjid Nabawi di Madinah). Masjid menjadi penting bukan sekadar karena menjadi tempat berdoa orang-orang yang beriman. Tetapi masjid juga merupakan lantai tempat mereka menundukkan diri. Dengan melakukan shalat didalam sebuah masjid, seorang muslim berarti kembali ke pusat alam, bukan secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan masjid dengan prinsip-prinsip dan irama-irama alam.

Dengan kedudukan masjid sebagai perluasan alam primordial, sesungguhnya Islam menekankan alam primordial manusia itu sendiri. Alam primordial ini berusaha ditegaskan dan dibangkitkan kembali untuk menyadarkan manusia dari keterlenaan, membangkitkan kesadaran dalam dirinya akan realitas Yang Maha Esa atau yang Maha Mutlak. Sebuah kesadaran yang sesungguhnya merupakan substansi dari manusia primordial dan sebab terbentuknya eksistensi manusia (raison d'etre).

Seorang muslim menyatukan ruang masjidnya ke ruang sakral alam primordial yang luas dan teramat luas, ketingkat alam suci yang mampu menahan gencarnya serangan-serangan manusia yang anti tradisional, yakni manusia yang memberontak kepada Sang Pencipta dan memainkan peran ketuhanannya di muka bumi tanpa menundukkan dirinya kepada kehendak Sang Pencipta (manusia promothean).

Nabi Muhammad Saw pertama kali menunaikan ibadah shalat didepan singgasana Tuhan (Al-Arsy) sebelum beliau mengerjakan shalat di atas tanah (farsy), dan dengan penyucian kembali farsy sebagai refleksi arsy yang mengembalikan bumi ke kondisi primordialnya sebagai cermin dan pantulan surga. Terlebih lagi Rasulullah Saw menegaskan bahwa farsy itu tak ubahnya merupakan pencerminan arsy.

Beliau melakukan shalat di gurun pasir dan pegunungan, di alam yang tetap suci dan bersih. Beliau jugalah yang mensucikan bumi dengan sesuatu yang dibawa dari arsy ke tanah atau ke farsy tempat tinggal manusia, suatu penyucian bumi secara esoteris dan tidak kasat mata, namun sangat menentukan asal mula lahirnya kesucian dalam arsitektur Islam. Dengan kata lain, jiwa Nabi Muhammad Saw, adalah sebuah sumber gaib bagi seluruh spiritualitas Islam, dari dalam jiwanya juga dapat ditemukan ketenangan hati, sifat pemaaf, kerukunan, tindakan yang cermat, kekayaan batin, dan kedermawanan yang mewarnai suasana pemukiman Islam tradisional.

Shalat dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam dilakukan oleh manusia ,bukanlah sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil Tuhan (khalifatullah) di muka bumi. Sebuah kesadaran sebuah substansi teomorfis dan berdiri pada poros vertikal eksistensi alam semesta dan dapat berdoa dan berseru kepada Tuhan secara langsung. Membuat pemikiran Islami tentang ibadah tidak dapat dicapai tanpa mencurahkan sepenuhnya kepada Nabi serta ibadah-ibadah yang dibawanya ke dunia ini sebagai perintah Tuhan. Juga memperhatikan bumi dan alam sebagai kesatuan yang merefleksikan surga dan mengembalikan karakter primordial mereka yang asli sebagai karya yang diciptakan untuk beribadah kepada Yang Maha Esa tanpa pengecualian dimanapun seseorang bertempat tinggal diantara roda eksistensi bumi.

Begitu pula apabila tangan dan wajah seseorang menyentuh tanah dalam shalatnya, hal itu menyadarkannya tentang penyucian bumi makhluk paling sempurna. Dengan sujud dan kepasrahan total kepada Tuhan, itu berarti menyucikannya bagi generasi muslim.

Maksud dan tujuan shalat adalah mengakui kesucian, keEsaan dan kebesaran serta ketinggian Allah Swt dengan mentaati ajaran dan didikan Nabi, dengan jalan memakai hati lidah dan laku perbuatan anggota tubuh sekaligus. Yang hakikatnya tidak lain adalah semata-mata mentaati perintah Allah Ta'ala.

Shalat, mempunyai pengaruh kimiawi pada jiwa pelakunya (yang melakukannya) memancarkan suatu keindahan yang meluluhkan dan mengoyak-ngoyak hingga remuk redam sekalipun hanya untuk sesaat, karena keterbatasan akan eksistensi kehidupan. Namun keadaan seperti itu tidak dapat dicapai kecuali manusia merasakan leburnya diri melalui realisasi dirinya.

Pengertian shalat dalam pengertian sehari-hari adalah sembahyang, sedangkan sembahyang didalam pengertian Islam : bukan berarti menyembah sesuatu diluar Allah, tetapi adalah shalat = shalat. Shalat didalam pengertian bahasa Arab kuno sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw berarti puji-pujian kepada Nabi atau berarti doa.

Shalat didalam pengertian istilah yang baik lagi benar yaitu : “satu bentuk upacara yang rukun-rukunnya dan adab-adabnya serta ucapan-ucapan doa didalam shalat itu, bukan dibuat atau dikarang oleh manusia untuk Tuhan, melainkan Malaikat Jibril atas perintah Allah yang mengajarkan semua itu kepada Nabi Muhammad Saw”. Kemudian Rasulullah Saw, mengajarkannya lagi kepada sahabat dan pengikutnya. Jadi semuanya itu diterima oleh Nabi Saw secara wahyu, bukan karena hawa nafsunya.

Sedangkan shalat yang dikehendaki oleh syara ialah beberapa ucapan dan laku perbuatan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah, dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam sebagai tanda bukti pengakuan bahwa diri kita adalah insan hamba Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mengerjakan shalat berarti telah melakukan ibadah yang paling baik kepada Allah Swt.

“Hai orang-orang yang beriman rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Q.S. 22 :77).

Arab. Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara shalat yang secara naluri mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya, dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah. Pada permulaan shalat, seorang muslim berdiri tegak lurus, sebagai manusia primordial : “ia menjadi imam bagi dirinya sendiri menghadap Tuhan tanpa perantara”.

Ruku adalah posisi kedua dalam shalat dan sekaligus merupakan simbol keberadaan manusia di alam semesta dan terapit oleh langit dan bumi walaupun bersifat dinamis. Langit dan bumi yang menutupi ruang lingkup manusia tetap dilandasi oleh ketertiban dan keselarasan (tanasub) yang lebih dari sekadar hasil perwujudan nyata kekuasaan Yang Esa, serta menunjukkan pola dasar yang selaras dan seimbang. Keabadian pola dasar posisi ruku di dalam shalat itu juga mencerminkan keberadaan universal yang lebih tinggi daripada segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam alam ilahi.

Sujud, yakni posisi ketiga dalam shalat ketika dahi orang yang mengerjakan shalat menyentuh bumi dalam kepatuhan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dengan demikian juga mensucikan bumi dan mengembalikan bumi itu ke kesucian yang murni sebagaimana bumi semula pada permulaan penciptaannya. Bersujud menyentuh bumi ini, diantara berbagai fungsinya, adalah untuk mengembalikan manusia dan alam ke kesucian primordial (al-fitrah), saat Yang Maha Esa menghadirkan diriNya secara langsung ke dalam hati manusia dan mengumandangkan sebuah simfoni abadi dalam keselarasan yang ada pada alam yang suci.

Dengan mewahyukan kewajiban shalat setiap hari kepada utusannya, Tuhan menjadikan alam tidak hanya sebagai tempat, sebagaimana arti sebenarnya bagi manusia primordial tanpa adanya bahaya kemusyrikan, melainkan juga mengijinkan penyucian bumi itu sendiri melalui sujud sang manusia sempurna.

Dengan menyentuhkan dahinya ke tanah Rasulullah Saw memberi makna khusus bagi lantai rumahnya, menjadikannya sebagai masjid pertama (Masjid Nabawi di Madinah). Masjid menjadi penting bukan sekadar karena menjadi tempat berdoa orang-orang yang beriman. Tetapi masjid juga merupakan lantai tempat mereka menundukkan diri. Dengan melakukan shalat didalam sebuah masjid, seorang muslim berarti kembali ke pusat alam, bukan secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan masjid dengan prinsip-prinsip dan irama-irama alam.

Dengan kedudukan masjid sebagai perluasan alam primordial, sesungguhnya Islam menekankan alam primordial manusia itu sendiri. Alam primordial ini berusaha ditegaskan dan dibangkitkan kembali untuk menyadarkan manusia dari keterlenaan, membangkitkan kesadaran dalam dirinya akan realitas Yang Maha Esa atau yang Maha Mutlak. Sebuah kesadaran yang sesungguhnya merupakan substansi dari manusia primordial dan sebab terbentuknya eksistensi manusia (raison d'etre).

Seorang muslim menyatukan ruang masjidnya ke ruang sakral alam primordial yang luas dan teramat luas, ketingkat alam suci yang mampu menahan gencarnya serangan-serangan manusia yang anti tradisional, yakni manusia yang memberontak kepada Sang Pencipta dan memainkan peran ketuhanannya di muka bumi tanpa menundukkan dirinya kepada kehendak Sang Pencipta (manusia promothean).

Nabi Muhammad Saw pertama kali menunaikan ibadah shalat didepan singgasana Tuhan (Al-Arsy) sebelum beliau mengerjakan shalat di atas tanah (farsy), dan dengan penyucian kembali farsy sebagai refleksi arsy yang mengembalikan bumi ke kondisi primordialnya sebagai cermin dan pantulan surga. Terlebih lagi Rasulullah Saw menegaskan bahwa farsy itu tak ubahnya merupakan pencerminan arsy.

Beliau melakukan shalat di gurun pasir dan pegunungan, di alam yang tetap suci dan bersih. Beliau jugalah yang mensucikan bumi dengan sesuatu yang dibawa dari arsy ke tanah atau ke farsy tempat tinggal manusia, suatu penyucian bumi secara esoteris dan tidak kasat mata, namun sangat menentukan asal mula lahirnya kesucian dalam arsitektur Islam. Dengan kata lain, jiwa Nabi Muhammad Saw, adalah sebuah sumber gaib bagi seluruh spiritualitas Islam, dari dalam jiwanya juga dapat ditemukan ketenangan hati, sifat pemaaf, kerukunan, tindakan yang cermat, kekayaan batin, dan kedermawanan yang mewarnai suasana pemukiman Islam tradisional.

Shalat dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam dilakukan oleh manusia ,bukanlah sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil Tuhan (khalifatullah) di muka bumi. Sebuah kesadaran sebuah substansi teomorfis dan berdiri pada poros vertikal eksistensi alam semesta dan dapat berdoa dan berseru kepada Tuhan secara langsung. Membuat pemikiran Islami tentang ibadah tidak dapat dicapai tanpa mencurahkan sepenuhnya kepada Nabi serta ibadah-ibadah yang dibawanya ke dunia ini sebagai perintah Tuhan. Juga memperhatikan bumi dan alam sebagai kesatuan yang merefleksikan surga dan mengembalikan karakter primordial mereka yang asli sebagai karya yang diciptakan untuk beribadah kepada Yang Maha Esa tanpa pengecualian dimanapun seseorang bertempat tinggal diantara roda eksistensi bumi.

Begitu pula apabila tangan dan wajah seseorang menyentuh tanah dalam shalatnya, hal itu menyadarkannya tentang penyucian bumi makhluk paling sempurna. Dengan sujud dan kepasrahan total kepada Tuhan, itu berarti menyucikannya bagi generasi muslim.

Maksud dan tujuan shalat adalah mengakui kesucian, keEsaan dan kebesaran serta ketinggian Allah Swt dengan mentaati ajaran dan didikan Nabi, dengan jalan memakai hati lidah dan laku perbuatan anggota tubuh sekaligus. Yang hakikatnya tidak lain adalah semata-mata mentaati perintah Allah Ta'ala.

Shalat, mempunyai pengaruh kimiawi pada jiwa pelakunya (yang melakukannya) memancarkan suatu keindahan yang meluluhkan dan mengoyak-ngoyak hingga remuk redam sekalipun hanya untuk sesaat, karena keterbatasan akan eksistensi kehidupan. Namun keadaan seperti itu tidak dapat dicapai kecuali manusia merasakan leburnya diri melalui realisasi dirinya.

Pengertian shalat dalam pengertian sehari-hari adalah sembahyang, sedangkan sembahyang didalam pengertian Islam : bukan berarti menyembah sesuatu diluar Allah, tetapi adalah shalat = shalat. Shalat didalam pengertian bahasa Arab kuno sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw berarti puji-pujian kepada Nabi atau berarti doa.

Shalat didalam pengertian istilah yang baik lagi benar yaitu : “satu bentuk upacara yang rukun-rukunnya dan adab-adabnya serta ucapan-ucapan doa didalam shalat itu, bukan dibuat atau dikarang oleh manusia untuk Tuhan, melainkan Malaikat Jibril atas perintah Allah yang mengajarkan semua itu kepada Nabi Muhammad Saw”. Kemudian Rasulullah Saw, mengajarkannya lagi kepada sahabat dan pengikutnya. Jadi semuanya itu diterima oleh Nabi Saw secara wahyu, bukan karena hawa nafsunya.

Sedangkan shalat yang dikehendaki oleh syara ialah beberapa ucapan dan laku perbuatan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah, dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam sebagai tanda bukti pengakuan bahwa diri kita adalah insan hamba Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mengerjakan shalat berarti telah melakukan ibadah yang paling baik kepada Allah Swt.

“Hai orang-orang yang beriman rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Q.S. 22 :77).***


Referensi :
MK Al Mukarramah oleh Faridhal Attros Al Khindy Asy'ari